Sabtu, 03 Desember 2011

Sejarah nama Indonesia

Untuk artikel tentang nama orang-orang Indonesia, lihat Nama Indonesia

Catatan masa lalu menyebut kepulauan di antara Indocina dan Australia dengan aneka nama.
Kronik-kronik bangsa Tionghoa menyebut kawasan ini sebagai Nan-hai ("Kepulauan Laut Selatan").
Berbagai catatan kuno bangsa India menamai kepulauan ini Dwipantara ("Kepulauan Tanah Seberang"), nama yang diturunkan dari kata Sansekerta dwipa (pulau) dan antara (luar, seberang). Kisah Ramayana karya pujangga Walmiki menceritakan pencarian terhadap Sinta, istri Rama yang diculik Rahwana, sampai ke Suwarnadwipa ("Pulau Emas", diperkirakan Pulau Sumatera sekarang) yang terletak di Kepulauan Dwipantara.
Bangsa Arab menyebut wilayah kepulauan itu sebagai Jaza'ir al-Jawi (Kepulauan Jawa). Nama Latin untuk kemenyan, benzoe, berasal dari nama bahasa Arab, luban jawi ("kemenyan Jawa"), sebab para pedagang Arab memperoleh kemenyan dari batang pohon Styrax sumatrana yang dahulu hanya tumbuh di Sumatera. Sampai hari ini jemaah haji kita masih sering dipanggil "orang Jawa" oleh orang Arab, termasuk untuk orang Indonesia dari luar Jawa sekali pun. Dalam bahasa Arab juga dikenal nama-nama Samathrah (Sumatera), Sholibis (Pulau Sulawesi), dan Sundah (Sunda) yang disebut kulluh Jawi ("semuanya Jawa").
Bangsa-bangsa Eropa yang pertama kali datang beranggapan bahwa Asia hanya terdiri dari orang Arab, Persia, India, dan Tiongkok. Bagi mereka, daerah yang terbentang luas antara Persia dan Tiongkok semuanya adalah Hindia. Jazirah Asia Selatan mereka sebut "Hindia Muka" dan daratan Asia Tenggara dinamai "Hindia Belakang", sementara kepulauan ini memperoleh nama Kepulauan Hindia (Indische Archipel, Indian Archipelago, l'Archipel Indien) atau Hindia Timur (Oost Indie, East Indies, Indes Orientales). Nama lain yang kelak juga dipakai adalah "Kepulauan Melayu" (Maleische Archipel, Malay Archipelago, l'Archipel Malais).
Unit politik yang berada di bawah jajahan Belanda memiliki nama resmi Nederlandsch-Indie (Hindia-Belanda). Pemerintah pendudukan Jepang 1942-1945 memakai istilah To-Indo (Hindia Timur) untuk menyebut wilayah taklukannya di kepulauan ini.
Eduard Douwes Dekker (1820-1887), yang dikenal dengan nama samaran Multatuli, pernah memakai nama yang spesifik untuk menyebutkan kepulauan Indonesia, yaitu "Insulinde", yang artinya juga "Kepulauan Hindia" (dalam bahasa Latin "insula" berarti pulau). Nama "Insulinde" ini selanjutnya kurang populer, walau pernah menjadi nama surat kabar dan organisasi pergerakan di awal abad ke-20.

Nama Indonesia

Pada tahun 1847 di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah tahunan, Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA, BI: "Jurnal Kepulauan Hindia dan Asia Timur")), yang dikelola oleh James Richardson Logan (1819-1869), seorang Skotlandia yang meraih sarjana hukum dari Universitas Edinburgh. Kemudian pada tahun 1849 seorang ahli etnologi bangsa Inggris, George Samuel Windsor Earl (1813-1865), menggabungkan diri sebagai redaksi majalah JIAEA.
Dalam JIAEA volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl menulis artikel On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations ("Pada Karakteristik Terkemuka dari Bangsa-bangsa Papua, Australia dan Melayu-Polinesia"). Dalam artikelnya itu Earl menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk memiliki nama khas (a distinctive name), sebab nama Hindia tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl mengajukan dua pilihan nama: Indunesia atau Malayunesia ("nesos" dalam bahasa Yunani berarti "pulau"). Pada halaman 71 artikelnya itu tertulis (diterjemahkan ke Bahasa Indonesia dari Bahasa Inggris):
"... Penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu masing-masing akan menjadi "Orang Indunesia" atau "Orang Malayunesia"".
Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia (Kepulauan Melayu) daripada Indunesia (Kepulauan Hindia), sebab Malayunesia sangat tepat untuk ras Melayu, sedangkan Indunesia bisa juga digunakan untuk Ceylon (sebutan Srilanka saat itu) dan Maldives (sebutan asing untuk Kepulauan Maladewa). Earl berpendapat juga bahwa bahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini. Dalam tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah Malayunesia dan tidak memakai istilah Indunesia.
Dalam JIAEA Volume IV itu juga, halaman 252-347, James Richardson Logan menulis artikel The Ethnology of the Indian Archipelago ("Etnologi dari Kepulauan Hindia"). Pada awal tulisannya, Logan pun menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan tanah air kita, sebab istilah Indian Archipelago ("Kepulauan Hindia") terlalu panjang dan membingungkan. Logan kemudian memungut nama Indunesia yang dibuang Earl, dan huruf u digantinya dengan huruf o agar ucapannya lebih baik. Maka lahirlah istilah Indonesia. [1]
Dan itu membuktikan bahwa sebagian kalangan Eropa tetap meyakini bahwa penduduk di kepulauan ini adalah Indian, sebuah julukan yang dipertahankan karena sudah terlanjur akrab di Eropa.
Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul di dunia dengan tercetak pada halaman 254 dalam tulisan Logan (diterjemahkan ke Bahasa Indonesia):
"Mr Earl menyarankan istilah etnografi "Indunesian", tetapi menolaknya dan mendukung "Malayunesian". Saya lebih suka istilah geografis murni "Indonesia", yang hanya sinonim yang lebih pendek untuk Pulau-pulau Hindia atau Kepulauan Hindia"
Ketika mengusulkan nama "Indonesia" agaknya Logan tidak menyadari bahwa di kemudian hari nama itu akan menjadi nama resmi. Sejak saat itu Logan secara konsisten menggunakan nama "Indonesia" dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat laun pemakaian istilah ini menyebar di kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan geografi. [1]
Pada tahun 1884 guru besar etnologi di Universitas Berlin yang bernama Adolf Bastian (1826-1905) menerbitkan buku Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel ("Indonesia atau Pulau-pulau di Kepulauan Melayu") sebanyak lima volume, yang memuat hasil penelitiannya ketika mengembara di kepulauan itu pada tahun 1864 sampai 1880. Buku Bastian inilah yang memopulerkan istilah "Indonesia" di kalangan sarjana Belanda, sehingga sempat timbul anggapan bahwa istilah "Indonesia" itu ciptaan Bastian. Pendapat yang tidak benar itu, antara lain tercantum dalam Encyclopedie van Nederlandsch-Indië tahun 1918. Pada kenyataannya, Bastian mengambil istilah "Indonesia" itu dari tulisan-tulisan Logan.
Pribumi yang mula-mula menggunakan istilah "Indonesia" adalah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). Ketika dibuang ke negeri Belanda tahun 1913 ia mendirikan sebuah biro pers dengan nama Indonesische Persbureau.
Nama Indonesisch (pelafalan Belanda untuk "Indonesia") juga diperkenalkan sebagai pengganti Indisch ("Hindia") oleh Prof Cornelis van Vollenhoven (1917). Sejalan dengan itu, inlander ("pribumi") diganti dengan Indonesiër ("orang Indonesia").

Politik

Pada dasawarsa 1920-an, nama "Indonesia" yang merupakan istilah ilmiah dalam etnologi dan geografi itu diambil alih oleh tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia, sehingga nama "Indonesia" akhirnya memiliki makna politis, yaitu identitas suatu bangsa yang memperjuangkan kemerdekaan. Sebagai akibatnya, pemerintah Belanda mulai curiga dan waspada terhadap pemakaian kata ciptaan Logan itu. [1]
Pada tahun 1922 atas inisiatif Mohammad Hatta, seorang mahasiswa Handels Hoogeschool (Sekolah Tinggi Ekonomi) di Rotterdam, organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia di Negeri Belanda (yang terbentuk tahun 1908 dengan nama Indische Vereeniging) berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging atau Perhimpoenan Indonesia. Majalah mereka, Hindia Poetra, berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.
Bung Hatta menegaskan dalam tulisannya,
"Negara Indonesia Merdeka yang akan datang (de toekomstige vrije Indonesische staat) mustahil disebut "Hindia-Belanda". Juga tidak "Hindia" saja, sebab dapat menimbulkan kekeliruan dengan India yang asli. Bagi kami nama Indonesia menyatakan suatu tujuan politik (een politiek doel), karena melambangkan dan mencita-citakan suatu tanah air di masa depan, dan untuk mewujudkannya tiap orang Indonesia (Indonesiër) akan berusaha dengan segala tenaga dan kemampuannya."
Di Indonesia Dr. Sutomo mendirikan Indonesische Studie Club pada tahun 1924. Tahun itu juga Perserikatan Komunis Hindia berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Pada tahun 1925 Jong Islamieten Bond membentuk kepanduan Nationaal Indonesische Padvinderij (Natipij). Itulah tiga organisasi di tanah air yang mula-mula menggunakan nama "Indonesia". Akhirnya nama "Indonesia" dinobatkan sebagai nama tanah air, bangsa, dan bahasa pada Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia tanggal 28 Oktober 1928, yang kini dikenal dengan sebutan Sumpah Pemuda.
Pada bulan Agustus 1939 tiga orang anggota Volksraad (Dewan Rakyat; parlemen Hindia-Belanda), Muhammad Husni Thamrin, Wiwoho Purbohadidjojo, dan Sutardjo Kartohadikusumo, mengajukan mosi kepada Pemerintah Belanda agar nama Indonesië diresmikan sebagai pengganti nama "Nederlandsch-Indie". Permohonan ini ditolak.
Dengan pendudukan Jepang pada tanggal 8 Maret 1942, lenyaplah nama "Hindia-Belanda". Pada tanggal 17 Agustus 1945, menyusul deklarasi Proklamasi Kemerdekaan, lahirlah Republik Indonesia.

Sejarah Jembatan Ampera

Sejarah Jembatan Ampera

Pembangunan jembatan gerak ini dimulai pada bulan april 1962, setelah mendapat persetujuan dari presiden soekarno. Biaya pembangunannya diambil dari dana rampasan perang jepang dalam kata lain semua di tanggung oleh pemerintah jepang dari kontraktor dan pekerja.

Pada awalnya, jembatan sepanjang 1.177 meter dengan lebar 22 meter ini, dinamai jembatan bung karno. Menurut sejarawan djohan hanafiah, pemberian nama tersebut sebagai bentuk penghargaan kepada presiden ri pertama itu. Bung karno secara sungguh-sungguh memperjuangkan keinginan warga palembang, untuk memiliki sebuah jembatan di atas sungai musi.


Pada saat bagian tengah jembatan diangkat, kapal dengan ukuran lebar 60 meter dan dengan tinggi maksimum 44,50 meter, bisa lewat mengarungi sungai musi. Bila bagian tengah jembatan ini tidak diangkat, tinggi kapal maksimum yang bisa lewat di bawah jembatan ampera hanya sembilan meter dari permukaan air sungai.Sejak tahun 1970, jembatan ampera sudah tidak lagi dinaikturunkan. Alasannya, waktu yang digunakan untuk mengangkat jembatan ini, yaitu sekitar 30 menit, dianggap mengganggu arus lalu lintas antara seberang ulu dan seberang ilir, dua daerah kota palembang yang dipisahkan oleh sungai musi.

Jembatan ampera pernah direnovasi pada tahun 1981, dengan menghabiskan dana sekitar rp 850 juta. Renovasi dilakukan setelah muncul kekhawatiran akan ancaman kerusakan jembatan ampera bisa membuatnya ambruk.

Bersamaan dengan eforia reformasi tahun 1997, beberapa onderdil jembatan ini diketahui dipreteli pencuri. Pencurian dilakukan dengan memanjat menara jembatan, dan memotong beberapa onderdil jembatan yang sudah tidak berfungsi. Warna jembatan pun sudah mengalami 3 kali perubahan dari awal berdiri berwarna abu-abu terus tahun 1992 di ganti kuning dan terakhir di tahun 2002 menjadi merah sampai sekarang.

Pelajaran dari Sebuah Musibah

Sehabis sholat Ashar kemarin sore, aku dikejutkan oleh teman-teman yang ribut-ribut di luar. Aku segera keluar dari kamar, mencari tahu apa gerangan yang terjadi. Beberapa saat kemudian telpon asrama berdering. “Mas, ini dari rumah sakit Panti Rapih. Mas ***** dan Mas ***** sekarang ada di ruang IGD. Mohon segera ke sini ya…” Sontak saja aku kaget, karena selang beberapa menit yang lalu, dua teman yang sedang dirawat instalasi gawat darurat itu meminjam motorku.
Dengan meminjam motor tetangga kamar, aku segera meluncur ke rumah sakit sendirian. Langsung menuju IGD. Tahu kedua teman yang meminjam motorku itu tidak menderita luka parah, akupun bisa bernafas lega. Soal motor, itu soal belakangan. Yang penting teman-temanku selamat.
Beberapa saat kemudian, polisi-pun datang.  Mengurusi sengketa kecelakaan, sambil menyerahkan surat penyitaan. Insya Allah, besok administrasi dengan pihak kepolisian akan diurus. Mudah-mudahan motor bisa keluar, dan tidak mengalami kerusakan berarti. Amien…
Setiap menemui kejadian kecelakaan, memori lamaku tiba-tiba hadir kembali. Sebuah musibah yang terjadi belasan tahun yang lalu, persisnya saat aku masih menginjak kelas 2 SMP. Mobil yang dikendarai Bapak, ketika kami akan berangkat ke Danau Singkarak untuk “Balimau” sehari menjelang puasa Ramadhan tahun itu, bertabrakan dengan Bis APD jurusan Bukittinggi – Jakarta. Masih segar dalam ingatanku, darah yang berceceran dari kepada Bapak. Masih jelas dalam ingatan, Husnul, adikku yang nomor 4, tak sadarkan diri dengan sekujur tubuh yang memar karena benturan hebat. Aku sendiri yang juga ikut dalam mobil, hanya menderita sedikit luka di hidung. Sementara 2 adikku yang lain tidak apa-apa, dan 2 tetangga yang ikut bersama rombongan kami mengalami luka di kepala.
Aku tak bisa membayangkan, bagaimana perasaan Ibu kala itu. Harus mengurus suami yang luka parah di sekujur tubuh dan anak yang baru berumur 4 tahun dalam keadaan koma berhari-hari. Belum lagi pihak Bis APD yang ingin melepas tanggung jawab atas kecelakaan yang terjadi.
Aku bisa melihat wajah keletihan,  bercampur dengan marah dan sedih di raut wajah ibu kala itu.  Tapi, Ibuku memang sosok wanita yang kuat. Ia masih saja mampu bertahan berjaga di rumah sakit,  menyabangi Adik dan Bapak yang berbeda ruangan. Belum lagi berhadapan dengan manajer Bis APD yang bicara seenak hatinya.
Kecelakaan kemarin sore, memang tak separah kecelakaan yang dulu pernah dialami keluargaku. Tapi, paling tidak mengajarkanku banyak hal. Mulai dari menenangkan teman yang kecelakaan, berkompromi dengan pihak keluarga yang bertabrakan dengan temanku, sampai mengurus administrasi rumah sakit.
Meskipun ada suara sinis yang mencapku sebagai pahlawan kesiangan, tidaklah membuatku marah. Terserah mau dianggap sebagai cari muka atau apalah. Hatiku hanya Tuhan dan diriku saja yang tahu.
Semoga kejadian ini membuatku semakin dewasa. Menjadi pelajaran berharga buatku ke depan jika menghadapi kasus yang sama. Terima kasih Ya Allah atas pelajaran yang Engkau berikan beberapa hari ini. Karena lewat teguran inilah, aku bisa kembali sadar akan makna persahabatan, menerima musibah dengan ikhlas, dan mengingatkanku akan maut yang bisa merenggut nyaawa seseorang sekilat mata memandang.
So, jalanilah hidup sebagai dengan sabar dan kemarahan. Karena lewat sikap baiklah Allah akan memudahkan urusan kita dan simpati serta pertolongan orang lain  akan berdatangan. Buat dua temanku yang saat ini sedang sakit, mudah-mudahan segera sembuh ya. Soal motor, ngak usah dipikirkan. Karena tinggal service, bisa dipakai lagi. Kalaupun rusak parah, insya Allah akan memberikan rizki dari jalan yang tidak disangka-sangak.
Tetap temui pagi dengan senyuman, karena lewat duka dan laralah hanya sementara. Sedangkan kebahagiaan lebih sering menaungi kehidupan kita. Jangan lupa Allah… Jangan durhakai Allah. Karena hidup di dunia ini fana dan kita harus mempertanggungjawabkan semua yang kita lakukan di pengadilan akhirat nanti. Btw, tetap semangat Gun….:)

Jumat, 02 Desember 2011

Merawat Kulit Tubuh wanita

Di usia kita seperti saat ini, berbagai malah kulit sering bermunculan. Bukan hanya masalah jerawat, tapi juga masalah pori-pori kulit yang besar, kulit yang sangat berminyak atau sangat kering. Garis-garis halus yang mulai terlihat, dan vlek-vlek hitam yang bikin kulit jadi nggak cerah alias kusam. Lama-lama kulit jadi  terlihat cepat tua.
Agar kulit awet muda dan cantik terus, harus dirawat terus dari sekarnag. Tidak cukup hanya  dngan membersihkan atau memakai pelembab tiap hari, tapi juga perlu perawatan extra. Karena usia 20-an seperti kita ini merupakan saat-saat penetu akan nasib kulit kita di usia tua nanti. Apakah akan awet muda dan tetap cantik terawatt,atau justru sebaliknya ?
KULIT  ‘WARISAN’
Faktor genetic merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kondisi kulit . kalau orang tua  kita punya kulit  bagus, kita akan mewarisi kulit yang bagus juga. Sebaliknya , kalau orang tua  kita bermasalah dengan kulitnya. Bisa-bisa kulit kita juga  ikutan bermasalh.
Tapi kita tidak bisa memilih punya orang tua yang  berkulit bagus atau bermasalah. Mau tidak mau  kita harus  menerima kenyataan. Tapi tentunya nggak membiarkan kondisi yang ada begitu saja tanpa usaha ‘perbaikan ‘ sama sekali.
Untuk yang beruntung mewarisi kulit bagus tetap perlu usaha juga untuk tetap merawat kulit.sebagus apapun kulit kita, tetap saja bisa rusak  kalau gaya hidup kita tidak sehat. Pengaruh iklim, polusi udara, sering terkena sinar matahari  langsung, alcohol, asap rokok, kelelahan, mengonsumsi makanan nggak sehat, serta kurang minum air putih bisa berdampak buruk bagi kulit.
Kulit yang tidak pernah istirahat dari make up setiap hari juga terancam mengalami penuaan dini. Apalagi menjelang PMS (pre-menstrual syndrome), kulit semakin rentan terhadap cairan sehingga terlihat makin kuyu dan tidak segar.

AGAR TIDAK CEPAT TUA !

Meskipun sekarang banyak sekali jenis perawatan kulit yang tersedia, tidak ada satu pun perawatan kulit  instan.Setiap perawatan kulit  tersebut tentunya butuh proses yang memakan waktu tidak sebentar. Jadi jangan berharap bisa mendapatkan kulit yang indah hanya dalam hitungan hari.

KULIT RILEKS & BEBAS STRESS

Rajin mandi serta memakai body lotion setiap hari tidak cukup untuk merilekskan kulit. Kulit tetap butuh  perawatan rutin (minimal  2 minggu sekali) supaya kembali ke kondisi normal. Supaya kulit  bebas stress, biasakan meluangkan waktu  10 menit sehari untuk massage wajah dan tubuh.
Pijatan yang tepatakan melancarkan peredaran darah secara maksimal, serta membuat kulit terlihat lebih bercahaya. Kita bisa melakukan nya sebagai bagian ritual kecantikan sehari-hari.misalnya saat membersihkan wajahmenggunakan  susu pembersih atau saat mengoleskan pelembab di pagi hari. Lakukan gerakan memutardari bagian dagu terus ke arah atas menuju pipi, hidung, sampai ke kening.
Untuk kulit tubuh , lakukan  massage  mulai dari kaki, paha, punggung hingga leher. Setelah itu, scrub tubuh untuk mengangkat sel-sel kulitmati dan toksin.
Berendam dalam air hangat yang sudah dicampur aromaterapi dan minyak essential ( selama kurang lebih 45 menit) membantu melembabkan kulit serta membuat tubuh rileks. Kalau rajin melakukan nya, dijamin kulit akan  terasa lebih segar dan sehat.
Olah raga teratur ( idealnya 3 kali seminggu selama 30 menit – 1 jam ) sangat dianjurkan untuk kecantikan.selain memperlancar sirkulasi darah, olahraga membuat tubuh gampang ‘ mengambil’ lebih banyak oksigen untuk memperbaiki tekstur rambut dan kulit, serta memberi  kilau sehat pada kulit rutin olahraga juga membantu pelepasan hormone endorphin shingga cara pandang kita jadi lebih positif.

Lawang Sewu


Lawang Sewu

Gedung Lawang Sewu di tahun 1920–an
Lawang Sewu merupakan sebuah gedung di Semarang, Jawa Tengah yang merupakan kantor dari Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS. Dibangun pada tahun 1904 dan selesai pada tahun 1907. Terletak di bundaran Tugu Muda yang dahulu disebut Wilhelminaplein.
Masyarakat setempat menyebutnya Lawang Sewu (Seribu Pintu) dikarenakan bangunan tersebut memiliki pintu yang sangat banyak. Kenyataannya, pintu yang ada tidak sampai seribu. Bangunan ini memiliki banyak jendela yang tinggi dan lebar, sehingga masyarakat sering menganggapnya sebagai pintu (lawang).
Bangunan kuno dan megah berlantai dua ini setelah kemerdekaan dipakai sebagai kantor Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI) atau sekarang PT Kereta Api Indonesia. Selain itu pernah dipakai sebagai Kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer (Kodam IV/Diponegoro) dan Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Perhubungan Jawa Tengah. Pada masa perjuangan gedung ini memiliki catatan sejarah tersendiri yaitu ketika berlangsung peristiwa Pertempuran lima hari di Semarang (14 Oktober - 19 Oktober 1945). Gedung tua ini menjadi lokasi pertempuran yang hebat antara pemuda AMKA atau Angkatan Muda Kereta Api melawan Kempetai dan Kidobutai, Jepang. Maka dari itu Pemerintah Kota Semarang dengan Surat Keputusan Wali Kota Nomor. 650/50/1992, memasukan Lawang Sewu sebagai salah satu dari 102 bangunan kuno atau bersejarah di Kota Semarang yang patut dilindungi.
Saat ini bangunan tua tersebut telah mengalami tahap konservasi dan revitalisasi yang dilakukan oleh Unit Pelestarian benda dan bangunan bersejarah PT Kereta Api Persero

[sunting] Sejarah Bangunan Lawang Sewu


Skema rancangan Lawang Sewu 1901
Lawang Sewu adalah salah satu bangunan bersejarah yang dibangun oleh pemerintahan kolonial Belanda, pada 27 Februari 1904. Awalnya bangunan tersebut didirikan untuk digunakan sebagai Het Hoofdkantoor van de Nederlansch Indische Spoorweg Maatscappij (NIS) atau Kantor Pusat Perusahan Kereta Api Swasta NIS. Sebelumnya kegiatan administrasi perkantoran NIS dilakukan di Stasiun Samarang NIS. Namun pertumbuhan jaringan perkeretaapian yang cukup pesat, dengan sendirinya membutuhkan penambahan jumlah personil teknis dan bagian administrasi yang tidak sedikit seiring dengan meningkatnya aktivitas perkantoran. Salah satu akibatnya kantor pengelola di Stasiun Samarang NIS menjadi tidak lagi memadai. NIS pun menyewa beberapa bangunan milik perseorangan sebagai jalan keluar sementara. Namun hal tersebut dirasa tidak efisien. Belum lagi dengan keberadaan lokasi Stasiun Samarang NIS yang terletak di kawasan rawa-rawa hingga urusan sanitasi dan kesehatan pun menjadi pertimbangan penting. Kemudian diputuskan untuk membangun kantor administrasi di lokasi baru. Pilihan jatuh ke lahan yang pada masa itu berada di pinggir kota berdekatan dengan kediaman Residen. Letaknya di ujung Bodjongweg Semarang (sekarang Jalan Pemuda), di sudut pertemuan Bodjongweg dan Samarang naar Kendalweg (jalan raya menuju Kendal). NIS mempercayakan rancangan gedung kantor pusat NIS di Semarang kepada Prof. Jacob F. Klinkhamer (TH Delft) dan B.J. Ouendag, arsitek yang berdomisili di Amsterdam. Seluruh proses perancangan dilakukan di Negeri Belanda, baru kemudian gambar-gambar dibawa ke kota Semarang. Melihat dari cetak biru Lawang Sewu tertulis bahwa site plan dan denah bangunan ini telah digambar di Amsterdam pada tahun 1903. Begitu pula kelengkapan gambar kerjanya dibuat dan ditandatangi di Amsterdam tahun 1903.

Macam-macam Vitamin Dan Manfaatnya

Click Here
Macam-macam vitamin dan manfaatnya bagi tubuh kita. Vitamin sangat penting bagi tubuh kita. Apakah tubuh anda sudah terpenuhi dengan vitamin?
Berikut adalah beberapa macam vitamin  dan manfaatnya :

 Macam macam Vitamin Dan Manfaatnya
Buah Sumber Vitamin C
1.  Vitamin A :  Vitamin yang penting untuk pemeliharaan sel kornea mata membantu pertumbuhan tulang dan gigi pembentukan dan pengaturan hormon melindungi tubuh terhadap kanker. Vitamin A banyak terdapat pada sayur-sayuran (wortel, ubi, labu kuning, bayam, tomat), buah-buahan (pepaya), susu, keju, mentega, dan telur, Jika tubuh kurang vitamin A menyebabkan penurunan fungsi kornea hingga kebutaan, perubahan bentuk tulang, pertumbuhaannya terhambat, membentuk celah (kerusakan pada gigi), terhentinya pertumbuhan sel-sel pembentuk gigi
2. Vitamin B
- Vitamin B1  :  Vitamin yang penting untuk metabolisme karbohidrat, mengobati penyakit beri-beri, keadaan yang menyebabkan peningkatan kebutuhan akan vitamin B1, misalnya selama kehamilan. Sumber vitamin B1: sayur-sayuran, kacang-kacangan susu, kuning telur, kentang, Jika tubuh kurang vitamin B1menyebabkan berkurangnya kemampuan fisik maupun psikis, tak ada nafsu makan, bobot badan berkurang, gangguan fungsi lambung dan usus.
- Vitamin B2  :  Vitamin yang penting untuk pencegahan defisiensi vitamin B2 yang sering menyertai pelagra atau defisiensi vitamin B lainnya, Sumber vitamin B2 : ragi, padi-padian, telur, berbagai sayuran, polong-polongan, susu, keju, dan sebagian disintesis oleh bakteri usus, Gejala kekurangan vitamin B2 jarang terjadi pada manusia. Biasanya vitamin B2 yang didapat bersama makanan dan yang disintesis oleh bakteri usus sudah mencukupi, Defisiensi biasanya timbul setelah diare kronis atau setelah terapi jangka panjang dengan antibiotika atau sulfonamida.
- Vitamin B6  :  Vitamin B6 dosis tinggi digunakan untuk kerusakan akibat penyinaran, neuritis setelah terapi isoniazid atau sikloserin, Sumber vitamin B6 : ragi, padi-padian, sayuran hijau, otak, kuning telur, hati, dan susu, Kekurangan vitamin B6 jarang terjadi pada manusia.
- Vitamin B12  :  Vitamin yang penting untuk pembentukan sel (termasuk sel darah merah) dan memelihara sel saraf, Sumber vitamin B12 : daging, susu, ikan, unggas (ayam).
3. Vitamin C :  Vitamin yang penting untuk pembentukan kolagen, membantu absorpsi besi, sebagai antioksidan, penghasil senyawa transmitter saraf dan hormon tertentu. Vitamin C terdapat pada jeruk dan buah-buahan lain yang rasanya masam, cabai, brokoli, Jika tubuh kurang vitamin C menyebabkan skorbut (pendarahan gusi), sariawan, hambatan pertumbuhan pada bayi dan anak-anak, mudah terjadi luka dan infeksi tubuh.
4. Vitamin D :  Vitamin yang penting untuk membantu pembentukan/pemeliharaan formasi tulang dan homeostasis mineral, Makanan yang mengandung vitamin D : susu, hati, telur, ikan, dan minyak ikan, Jika tubuh kurang vitamin D menyebabkan penyakit gastrointestinal (malabsorpsi atau radang pankreas kronik). kegagalan ginjal kronik, pada anak-anak dapat menyebabkan rakhitis.
5. Vitamin E :  Vitamin yang penting untuk mencegah terjadinya hemolisis sel-sel darah merah dan anemia, Sumber vitamin E : sayuran hijau, kacang-kacangan, Jika tubuh kurang vitamin E dapat terjadi hemolisis sel darah merah.
6. Vitamin K :  Vitamin K dalam tubuh akan mempengaruhi sistem enzim yang mensintesa faktor pembekuan darah, Sumber terbesar vitamin K berasal dari sayur-sayuran hijau seperti kangkung dan lobak, brooli, taoge, bayam, dan kembang kol, Jika tubuh kurang vitamin dapat menyebabkan darah sukar membeku